Updateku.com – Viral sebuah video yang mempertontonkan pembicaraan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dengan warga kampung Rende prayawang, Desa Rindi, Kab. Sumba Timur, Umbu Maramba Hawu (Tuan tanah, red) terkait sebuah proyek tanah yang sedang direncanakan Pemerintah Provinsi (pemprov) NTT menjadi range sapi Ongole untuk menghasilkan daging sapi premium di Bumi sandel wood’ itu.
Dalam video Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), tampak berbicara pada salah satu Tuan tanah dikampung Renda Prayawang, Desa Rindi, Umbu Maramba Hawu, karena siapun orangnya yang datang dari jauh untuk mengajak warga dan untuk membangun daerahnya ternyata disambut juga dengan kata kata yg kurang bersahabat.
Sebagai seorang pemimpin merasa kecewa dengan sambutan seperti itu, apa lagi ini masalah pembangunan untuk membantu masyarakat keluar dari keadaan keterbelakangan, dalam hal proyek pemerintah NTT menjadi Range sapi Ongole untuk menghasilkan daging sapi premium dibumi Sandel wood itu mendapat sambutan tidak bersahabat dari warga disana.
Donal Ariyanto Davidson Retta, Ketua umum Yayasan Persaudaraan FLobamora Indonesia (YPFI) dan Organisasi Persaudaraan Floabmora (OPFI) menyayangkan sambutan seperti itu, dan bicara dari warga terhadap seorang pemimpin nomor satu di NTT, dimana tidak ada rasa kita memiliki seorang pemimpin yang punya tujuan mulia membangun daerah yg tertinggal menjadi daerah yang kelak akan dipandang oleh daerah lain. Bahkan bila berhasil akan dilirik investor dari luar negeri untuk ikut datang membangun NTT yg dikenal masih jauh pembangunannya dari daerah – daerah lain di Indonesia.
David menghimbau, sebagai warga yang baik harus ikut berperan aktif mendukung program pemerintah dalam membangun daerah. Bukan menambah masalah dengan ikut menyebarkan berita – berita yang memojokkan kepala daerah VBL dalam hal gaya bicara, tentu setiap orang mempunyai karakter nya sendiri sendiri.
“Jangan melihat itu sebagai sebuah permasalahan, namun lihatlah tujuannya itu baik pada masyarakat, membangun masyarakat, membangun daerahnya, itu yang dilihat. Bagiamana mau maju dan apa gunanya memilki tanah berhektar – hektar namun tidak ada manfaatnya, tentu tidak berfaedah dan tidak berguna bila kita juga tidak bisa mengolahnya sama sekali,” jelasnya kepada media ini, Rabu (1/12/21).
Menurut david, perdebatan itu tidak perlu terjadi jika pemerintah setempat bisa menjembatani antara warga dan Gubernur agar menyelesaikan secara baik dengan masyarakat setempat, sehingga kedatangan pemimpin daerah kita dengan bersusah payah mendapat sambutan hangat bersahabat dari masyarakat setempat sehingga menghindari hal – hal yang tidak diinginkan dan tidak menjadi bahan pembicaraan dimana- mana.
“Saya David ketua YPFI & OPFI berharap semua pihak jangan melihat ini sebagai peluang untuk merendahkan orang nomor satu, pemimpin kita sendiri. Semestinya kita harus melihat tujuan yang baik dari pemerintah kita dan mengapresiasi. Semangat Gubernur Viktor Laiskodat dalam membangun Propinsi NTT Nusa Tenggara Timur,” tuturnya.
“Dengan karakter beliau seperti itu adalah semangat yang tidak boleh kita jadikan suatu masalah apapun itu adalah Orangtua kita yang patut kita jaga lindungi dalam hal kebaikan untuk terwujudnya kesejahteraan NTT dalam bidang bidang yang lain nya jadi saya David ketua umum YPFI & OPFI berharap tidak ada lagi polemik yang berkepanjangan dan akhirnya menghambat pembangunan dan yang rugi kita sendiri dan penerus kita dimasa akan datang,” sambungnya.
Dijelaskan David, melihat besarnya manfaat program tersebut bagi masyarakat NTT, dirinya mendukung penuh pemerintah daerah NTT dalam setiap program dimasa akan datang, masyarakat harus mulai sadar berbenah diri menyambut perubahan demi keturunannya nanti jadi masyarakat yang maju dan beradab.
“Itu sudah menjadi tugas dan wewenang Gubernur NTT sebagai wakil pemerintah pusat serta urgensinya seorang Gubernur terjun langsung berhadapan dengan masyarakat dan bernegosiasi tentang persoalan sengketa lahan. Tugas Gubernur sudah diatur dalam PP 33 tahun 2018,” jelasnya.(**)
Sumber BitNews.id
Discussion about this post